ingatlah kau itu manusia
Sesungguhnya manusia diciptakan oleh Allah SWT adalah
paling sempurna dibandingkan dengan mahluk yang lainya. Tetapi kita
sendiri sebagai manusia “sering kali” lupa, tidak tahu atau tidak kenal
akan diri kita sendiri sebagai manusia. Potensi positif yang ada dalam
diri manusia menjadikannya sebagai hamba yang Bertaqwa, sebaliknya di
sisi potensi negative mampu menjadikan manusia menjadi lebih rendah dari
makhluk yang gak punya akal sekalipun.
Untuk itu marilah kita ingatkan diri kita ini sebagai
manusia, Siapa diri kita ini? Dari mana asalnya? Mau kemana nantinya?
Dan yang paling penting adalah bagaimana kita menempuh kehidupan didunia
ini supaya selamat mengarungi hidup didunia dan akhirat nanti.
Sobat, jika kita mau kembali Kitab Al-Qur’an ternyata
telah tertulis berbagai ayat yang menyatakan bagaimana manusia itu
sebenarnya. Diantaranya, Manusia itu adalah :
يُرِيدُ اللَّهُ أَنْ يُخَفِّفَ عَنْكُمْ وَخُلِقَ الإنْسَانُ ضَعِيفًا
Allah hendak memberikan keringanan kepadamu, dan manusia dijadikan bersifat lemah.(QS.An-Nissa : 28)
Ketahuilah bahwa manusia sangatlah lemah, tidak bisa hidup sendiri. Saling membutuhkan dan ketergantungan dengan yang lain
Kedua, Suka Tergesa
وَيَدْعُ الإنْسَانُ بِالشَّرِّ دُعَاءَهُ بِالْخَيْرِ وَكَانَ الإنْسَانُ عَجُولا
Dan manusia mendoa untuk kejahatan sebagaimana ia
mendoa untuk kebaikan. dan adalah manusia bersifat tergesa-gesa.
(QS.Al-Isra’ : 11)
Ketidaksabaran manusia jelaslah terbukti, semuanya
ingin terjadi instant. Ihtiar baru sepertiga ingin lekas mendapat hasil.
Terkadang sesuatu hal yang menarik hati, menjadikan lupa akal sehat dan
logika. Itulah Manusia.
Ketiga, Senang Membantah
خَلَقَ الإنْسَانَ مِنْ نُطْفَةٍ فَإِذَا هُوَ خَصِيمٌ مُبِينٌ
Dia telah menciptakan manusia dari mani, tiba-tiba ia menjadi pembantah yang nyata. (QS. An-Nahl : 4)
Keempat, Suka Berlebih-lebihan
وَإِذَا مَسَّ الإنْسَانَ الضُّرُّ دَعَانَا لِجَنْبِهِ أَوْ قَاعِدًا أَوْ قَائِمًا فَلَمَّا كَشَفْنَا عَنْهُ ضُرَّهُ مَرَّ كَأَنْ لَمْ يَدْعُنَا إِلَى ضُرٍّ مَسَّهُ كَذَلِكَ زُيِّنَ لِلْمُسْرِفِينَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
Dan apabila manusia ditimpa bahaya Dia berdoa
kepada Kami dalam Keadaan berbaring, duduk atau berdiri, tetapi setelah
Kami hilangkan bahaya itu daripadanya, Dia (kembali) melalui (jalannya
yang sesat), seolah-olah Dia tidak pernah berdoa kepada Kami untuk
(menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya. Begitulah orang-orang yang
melampaui batas itu memandang baik apa yang selalu mereka kerjakan.
كَلا إِنَّ الإنْسَانَ لَيَطْغَى
Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas, (QS.Al-Alaq : 6)
Kelima, Lalai dan Pelupa
أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ
Bermegah-megahan telah melalaikan kamu. (QS.At-Takaatsur : 1)
وَإِذَا مَسَّ الإنْسَانَ ضُرٌّ دَعَا رَبَّهُ مُنِيبًا إِلَيْهِ ثُمَّ إِذَا خَوَّلَهُ نِعْمَةً مِنْهُ نَسِيَ مَا كَانَ يَدْعُو إِلَيْهِ مِنْ قَبْلُ وَجَعَلَ لِلَّهِ أَنْدَادًا لِيُضِلَّ عَنْ سَبِيلِهِ قُلْ تَمَتَّعْ بِكُفْرِكَ قَلِيلا إِنَّكَ مِنْ أَصْحَابِ النَّارِ
Dan apabila manusia itu ditimpa kemudharatan, Dia memohon (pertolongan) kepada Tuhannya dengan kembali kepada-Nya;
kemudian apabila Tuhan memberikan nikmat-Nya kepadanya LUPALAH Dia akan
kemudharatan yang pernah Dia berdoa (kepada Allah) untuk
(menghilangkannya) sebelum itu, dan Dia mengada-adakan sekutu-sekutu
bagi Allah untuk menyesatkan (manusia) dari jalan-Nya. Katakanlah:
“Bersenang-senanglah dengan kekafiranmu itu Sementara waktu;
Sesungguhnya kamu Termasuk penghuni neraka”.
Keenam, Suka Berkeluh Kesah
إِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ جَزُوعًا
Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, (QS. Al-Ma’arij : 20)
Ketujuh, Cenderung Kikir
قُلْ لَوْ أَنْتُمْ تَمْلِكُونَ خَزَائِنَ رَحْمَةِ رَبِّي إِذًا لأمْسَكْتُمْ خَشْيَةَ الإنْفَاقِ وَكَانَ الإنْسَانُ قَتُورًا
Katakanlah: “Kalau seandainya kamu menguasai
perbendaharaan-perbendaharaan rahmat Tuhanku, niscaya perbendaharaan itu
kamu tahan, karena takut membelanjakannya”. dan adalah manusia itu
sangat kikir. (QS. Al-Isra’ : 100)
Kedelapan, Suka Mengkufuri Nikmat
وَجَعَلُوا لَهُ مِنْ عِبَادِهِ جُزْءًا إِنَّ الإنْسَانَ لَكَفُورٌ مُبِينٌ
Dan mereka menjadikan sebahagian dari
hamba-hamba-Nya sebagai bahagian daripada-Nya[1349]. Sesungguhnya
manusia itu benar-benar pengingkar yang nyata (terhadap rahmat Allah).
(QS. Az-Zukhruf : 15)
إِنَّ الإنْسَانَ لِرَبِّهِ لَكَنُودٌ
Sesungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak berterima kasih kepada Tuhannya, (QS.Al-’Aadiyaat : 6)
Kesembilan, Senang Berangan-angan
يُنَادُونَهُمْ أَلَمْ نَكُنْ مَعَكُمْ قَالُوا بَلَى وَلَكِنَّكُمْ فَتَنْتُمْ أَنْفُسَكُمْ وَتَرَبَّصْتُمْ وَارْتَبْتُمْ وَغَرَّتْكُمُ الأمَانِيُّ حَتَّى جَاءَ أَمْرُ اللَّهِ وَغَرَّكُمْ بِاللَّهِ الْغَرُورُ
Orang-orang munafik itu memanggil mereka
(orang-orang mukmin) seraya berkata: “Bukankah Kami dahulu bersama-sama
dengan kamu?” mereka menjawab: “Benar, tetapi kamu mencelakakan dirimu
sendiri dan menunggu (kehancuran Kami) dan kamu ragu- ragu serta ditipu
oleh angan-angan kosong sehingga datanglah ketetapan Allah;dan kamu
telah ditipu terhadap Allah oleh (syaitan) yang Amat penipu.
(QS.Al-Hadid : 72)
Sepuluh, Dzalim dan Bodoh
إِنَّا عَرَضْنَا الأمَانَةَ عَلَى السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَالْجِبَالِ فَأَبَيْنَ أَنْ يَحْمِلْنَهَا وَأَشْفَقْنَ مِنْهَا وَحَمَلَهَا الإنْسَانُ إِنَّهُ كَانَ ظَلُومًا جَهُولا
Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat[1233]
kepada langit, bumi dan gunung-gunung, Maka semuanya enggan untuk
memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan
dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu Amat zalim
dan Amat bodoh, (QS.Al-Ahzab : 72)
Itulah sifat-sifat yang ada dalam diri kita, harus
diwaspadai. Begitu banyak sifat buruk yang melekat kepada diri manusia.
Allah Maha Adil dan Tidak menyulitkan hamba-Nya, Islam adalah solusi
untuk mengatur manusia agar bisa mengarungi ujian di dunia dan menggapai
kebahagiaan di akherat
Alhamdulillah, mari kita syukuri nikmat iman dan Islam ini dengan cara :
- Tetap taat kepada Allah Walaupun kondisi sesulit apapun
- Tetap belajar terus dengan mengkaji AlQur’an dan Assunah
- Selalu memperbaiki diri dan tidak menunda pertobatan
- Menjaga keimanan dengan tetap dalam kebersamaan dan jamaah
Manusia memang lemah dan banyak kekurangan tetapi dengan bersatu akan menjadi kuat sehingga bisa selamat dunia dan akherat.
Dalam Shahih Bukhari dan Muslim, dari Abu Musa Al Asy’ari, dari Nabi, beliau bersabda,
الْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا ثُمَّ شَبَّكَ بَيْنَ أَصَابِعِهِ
Seorang mukmin terhadap orang mukmin yang lain
seperti satu bangunan, sebagian mereka menguatkan sebagian yang lain,
dan beliau menjalin antara jari-jarinya.
وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللهِ جَمِيعًا وَلاَ تَفَرَّقُوا وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنتُمْ أَعْدَآءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُم بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا
Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali
(agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah akan
nikmat Allah kepadamu ketika dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan,
maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat
Allah orang-orang yang bersaudara. (QS.Ali Imran:103)
Semoga Bermanfaat.
0 komentar: